/** Kotak Iklan **/ .kotak_iklan {text-align: center;} .kotak_iklan  img {margin: 0px 5px 5px 0px;padding: 5px;text-align: center;border: 1px solid #ddd;} .kotak_iklan  img:hover {border: 1px solid #333}

MANDIRI DENTAL SUPLAY

SELAMAT DATANG DI BLOG JUAL BAHAN DAN ALAT2 KESEHATAN GIGI.
KAMI DATANG BAGI YG MENCARI ALTERNATIF PASANG GIGI DENGAN HARGA EKONOMIS !?
KAMI BERPENGALAMAN SUDAH LEBIH DARI 17 Th. JADI JGN RAGU !!
SEGERA HUB. KAMI...
HP. 082142831833 atau HP: 081332795857 / BBM: 512EC943C

HOME / OFFICE:"
" MANDIRI DENTAL SHOP "

JL. GOLF KK.23 SOOKO, MOJOKERTO,
SALAM...SUKSES !

BANK BRI, A/N. KHOIRUN
No Rek. 371501010925539

ATAU

BANK JATIM, A/n. Sholeh Suprayitno
No Rek. 0322775202

TERIMAKASIH

Minggu, 22 Juli 2012

TUKANG GIGI, NASIBMU KINI,,,


Gigi Palsu "cekat" ala tukang gigi

Gigi palsu merupakan pilihan perawatan yang terbilang wajib dilakukan kalau mengalami kehilangan gigi akibat berbagai sebab. Namun pemasangannya harus dengan prosedur yang benar.
Seperti diketahui, gigi palsu lepasan tidak dapat dibuat dan diperlakukan sembarangan. Namun tentu saja beberapa pihak membuatnya dengan kaidah yang menyimpang.
Gigi palsu dengan bahan akrilik lepasan tidak bisa serta merta dipakai begitu saja. Sesuai dengan namanya, ada kalanya harus dilepas untuk dibersihkan. Jika tidak maka sisa makanan akan mengundang bakteri untuk berkembang biak dengan leluasa. Akhirnya jaringan lunak rongga mulut mengalami infeksi dan iritasi.
Pada kebanyakan kasus pasien datang ke dokter gigi dengan keluhan sakit setelah membuatkan gigi palsu ke tukang gigi. Ketika dilakukan wawancara, dketahui bahwa gigi palsu yang disebut "cekat" tersebut memang benar-benar cekat. Tidak dapat dilepas dan sangat bau. Bau diakibatkan oleh sisa makanan yang menempel dan tidak dibersihkan.
Selain itu kadang datang pasien dengan keluhan giginya bengkak. Ketika ditelusuri, yang bersangkutan memakai gigi palsu "cekat" ala tukang gigi. Ketika ditanya lebih lanjut ternyata banyak sisa akar gigi yang tidak dicabut sebelum dilakukan pemasangan gigi palsu tersebut. Sisa akar tersebut malah digunakan sebagai media untuk merekatkan gigi palsu. Akibatnya infeksi gigi tersebut berkembang parah dan akhirnya menyebabkan abses, pembengkakan yang disertai nanah.
Berkaitan dengan hal-hal tersebut maka sangat dianjurkan untuk berhati-hati. Pada mulanya membuat gigi palsu ke tukang gigi memang lebih murah namun apakah sepadan dengan akibat yang ditimbulkan? bukannya murah, nantinya malah memerlukan perawatan yang lebih mahal.

PROSTODONSIA (Gigi Tiruan)
Penanganan masalah terkait dengan gigi tiruan, memulihkan fungsi pengunyahan (pasca pencabutan), meningkatkan kualitas hidup dari segi estetika dan kemampuan mengasup nutrisi dengan pulihnya kemampuan pengunyahan.
flexible denture
FAQ's...
1.  Mengapa gigi yang dicabut harus diganti gigi palsu?
Ruang kosong bekas pencabutan jika dibiarkan tidak terganti maka akan mengakibatkan berubahnya posisi gigi di sekitar ruang kosong tadi. Gigi-gigi yang berubah diantaranya adalah gigi antagonis/lawannya, gigi tersebut akan "tumbuh" atau memanjang akibat ketiadaan gigi yang dudah dicabut tersebut. Gigi yang memanjang tersebut akan menimbulkan beberapa masalah seperti kegoyahan gigi, ngilu karena akar gigi terbuka dan gangguan pengunyahan. Selain itu gigi di depan dan belakangnya akan rebah sehingga akan menimbulkan masalah yang hampir serupa.

2.  Kalau mau ganti gigi palsu apakah akar gigi yang tertinggal harus dicabut?
Akar gigi yang tertinggal akan menjadi sumber infeksi yang dapat menyebar apabila tidak dicabut. sehingga lebih baik apabila dilakukan pencabutan terlebih dahulu. meskipun demikian ada jenis gigi palsu yang sengaja mempertahankan akar gigi, namun hal tersebut dilakukan dengan tujuan perawatan tertentu yang sudah diperkirakan efek sampingnya. akar gigi yang sengaja ditinggal tersebut akan dilakukan perawatan pendahuluan sehingga kemungkinan infeksi dapat dihindarkan.
3.  Mengapa para tukang gigi bisa memasang gigi palsu yang tidak permanen menjadi permanen?
Di dalam ilmu kedokteran gigi, teknik yang dilakukan oleh tukang gigi dapat dikatakan menyimpang. dalam melakukan suatu perawatan, seorang dokter gigi akan memperkirakan kelangsungan perawatan di kemudian hari atas perawatan yang dilakukannya hari ini. Hal tersebut tidak dilakukan oleh seorang tukang gigi. Tidak jarang pasien dengan gigi palsu "permanen" datang ke dokter gigi dengan keluhan gusi yang mudah berdarah dan bau mulut yang amat sangat. setelah dilihat ternyata gigi palsu buatan tukang gigi tersebut menimbulkan infeksi yang sudah parah, perawatan lanjutan akan memerlukan waktu dan biaya yang lebih mahal.

4.  gigi palsu seperti apakah yang terbaik
Gigi palsu yang terbaik adalah yang sesuai dengan kondisi rongga mulut pasien dan dapat dijangkau secara finansial. hal tersebut dapat dikonsultasikan dengan dokter gigi anda.

Produk Pemutih Gigi dapat Merusak Enamel



img
ilustrasi (foto: Thinkstock)
Jakarta, Beberapa minuman seperti jus jeruk dan kopi dapat membuat Anda kehilangan warna putih alami gigi. Tetapi jika Anda menggunakan produk pemutih gigi sebelum tidur, Anda akan mengalami berkurangnya enamel gigi dan mungkin akan meninggalkan rasa nyeri pada gigi ketika Anda bangun tidur di pagi hari.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Dentistry menemukan bahwa usaha memutihkan gigi dengan produk pemutih gigi dapat menyebabkan lapisan luar yang keras dari gigi menjadi tipis yang mungkin akan menyebabkan gigi sensitif, iritasi, dan pembusukan.

Peneliti menguji lima merek utama pemutih gigi yang mengandung hidrogen peroksida atau peroksida karbamid. Produk tersebut diterapkan terhadap 65 sampel gigi manusia sesuai dengan instruksi pabrik. Dalam semua kasus, ditemukan beberapa sampel gigi yang kehilangan enamel pada skala nanometer.

"Anda tidak dilarang menggunakan produk pemutih gigi, tapi yang perlu Anda ingat adalah produk tersebut juga memiliki efek samping," kata Shereen Azer, BDS, MSc, MS, asisten profesor pada Division of Restorative and Prosthetic Dentistry di Ohio State University’s College of Dentistry seperti dilansir rodale, Senin (30/4/2012).

Jika gigi Anda terlalu sensitif atau Anda khawatir terhadap efek samping dari produk pemutih gigi, berikut beberapa cara memperkuat enamel gigi, antara lain:

1. Kunjungi dokter gigi secara teratur
Mintalah dokter gigi Anda untuk membersihkan gigi Anda secara profesional setiap enam bulan sekali. Hal ini dapat membantu mengurangi kebutuhan Anda akan produk pemutih gigi. Jangan minta pada TUKANG GIGI yg kurang berkompeten, jadi kita harus tau ini Tukang Gigi apa Tehkniker Gigi.

2. Minum susu
"Lemahnya enamel sebenarnya karena hilangnya kalsium, tetapi tubuh Anda memiliki kemampuan alami untuk memperbaikinya. Hilangnya kalsium dapat kembali setelah beberapa saat dari air liur Anda," kata Azer.

Anda dapat membantu memperkuat enamel dengan memenuhi kebutuhan kalsium dengan mengonsumsi sumber kalsium, seperti susu, sereal dan ikan sarden.

3. Gunakan pasta gigi yang lebih baik
"Enamel terbangun dari kalsium yang terkandung dalam pasta gigi remineralisasi atau pada pasta gigi dengan gel fluoride," kata Azer. Gunakanlah pasta gigi yang bebas dari sodium laurel sulfat yang dapat mengiritasi gusi.

4. Ganti sikat gigi Anda
"Beberapa sikat gigi, jika tidak digunakan dengan benar, dapat melemahkan email gigi," kata Azer. Pilihlah sikat gigi yang berbulu lembut, bukan yang keras.

Jumat, 20 Juli 2012

PERMASALAHAN RAHANG dan GIGI OMPONG

Gigi Tak Rata Bukan Sekadar Soal Estetika


Dibaca: 1249


Shutterstock
Ilustrasi maloklusi
JAKARTA, KOMPAS.com - Masalah maloklusi atau kelainan bentuk rahang dan susunan gigi, seperti gigi menonjol ke depan (tonggos) atau pun cameuh(rahang bawah menonjol ke depan), sesungguhnya bukan sekadar masalah estetika semata. 

Menurut drg.Amilia Jeni Susanto, gigi yang tidak rata atau maloklusi dapat menyebabkan tiga masalah cukup serius bagi pasien. Problem pertama yakni masalah yang berhubungan dengan psikososial yang berhubungan dengan estetika dan bisa menyebabkan seseorang menjadi kurang percaya diri.

Kedua adalah masalah yang berkaitan dengan fungsi oral (mulut), termasuk kesulitan dalam pergerakan rahang atau tidak adanya koordinasi otot atau rasa sakit, gangguan sendi rahang, masalah pengunyahan, penelanan makanan, serta fungsi bicara. Sedangkan yang terakhir adalah kerentanan yang lebih besar terhadap trauma atau penyakit periodontal. 

Dipaparkan oleh Amilia, maloklusi sebagian besar disebabkan karena faktor keturunan, namun juga bisa diakibatkan oleh kekurangan gizi yang menyebabkan terganggunya pertumbuhan rahang.  Tindakan meratakan gigi (ortodonti) untuk mengatasi maloklusi menurut Amilia sebaiknya dilakukan sebelum seorang remaja memasuki usia pubertal growth spurt (PGS) atau masa percepatan pertumbuhan di mana pertumbuhan tulangnya sudah berhenti.

"Keuntungan dari tindakan ortodonti sebelum pubertas adalah bisa dilakukan tanpa pencabutan gigi. Pada umumnya masa PGS pada remaja adalah usia 16 tahun," paparnya seusai meraih gelar doktor di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (10/1/12).

Amilia menambahkan, modifikasi ortodonti yang dilakukan pada remaja biasanya adalah penggunaan alat-alat ortopedi untuk memperbaiki kelainan rahang.  "Sebaiknya anak usia 7 tahun dibawa ke dokter gigi untuk dilihat apakah mereka mengalami kelainan rahang atau tidak. Jika masalahnya adalah gigi yang tidak rata perawatannya bisa ditunda namun jika maloklusi sebaiknya dilakukan sebelum pubertas," paparnya.

Menurut hasil sebuah survei yang dilakukan Departemen Kesehatan, prevalensi maloklusi di Indonesia sangat tinggi, yakni mencapai 80 persen dari jumlah penduduk
.

Perbaiki Kelainan Rahang Sebelum Pubertas



shutterstock
KOMPAS.com - Kelainan rahang yang menyebabkan susunan gigi geligi tidak rata atau maloklusi bukan hanya dapat menyebabkan gangguan estetika, tetapi juga gangguan dalam pergerakan rahang. Maloklusi ini sebaiknya dikoreksi sebelum anak memasuki usia pubertas.

Keuntungan perawatan ortodonti (meratakan gigi) pada usia remaja adalah bisa dilakukan modifikasi dengan alat-alat ortopedik untuk menarik rahang, sehingga tidak diperlukan pencabutan gigi sehingga perawatannya menjadi lebih singkat.

"Kelainan yang mengenai rahang atau skeletal biasanya disebabkan karena faktor keturunan. Pada kondisi ini, penggunaan kawat gigi tidak banyak membantu karena kawat gigi hanya memperbaiki keadaan gigi. Padahal kelainan itu disebabkan karena bentuk rahangnya," papar drg.Amilia Jeni Susanto seusai promosi doktor di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Selasa (10/1) di Jakarta.

Amelia meraih gelar doktor dengan yudisium memuaskan di bawah bimbingan promotor Dr.Miesje K.Purwanegara, drg, Sp.Ort(K) dan kopromotor Prof. Dr. Tri Budi W. Rahardjo, drg.

Dalam disertasinya, Amilia memaparkan keuntungan menjalani perawatan ortodonti pada remaja yang belum masuk masa pubertal growth spurt (PGS). Bila perawatan dilakukan pada masa sekitar PGS akan memberi hasil yang baik. Penilaian apakah PGS anak sudah dimulai atau belum bisa dilakukan dengan mengukur tinggi dan berat badan anak serta menilai tahap maturasi rahang dengan indeks maturasi vertebrata.

Penelitian dilakukan pada 218 remaja di sekitar daerah Jakarta. Semua subyek penelitian adalah remaja dengna gizi baik, belum pernah melakukan perawatan ortodonti dan memiliki maloklusi tingkat 1. Hasil penelitian menunjukkan penilaian maturasi vertebrata servikal bisa menggantikan penilaian maturasi tulang karpal sehingga dokter bisa melakukan perawatan ortodonti meski pasien tidak melakukan foto rontgen.

"Sebenarnya tanpa foto rontgen, hanya dengan melihat profil wajah serta pengukuran tinggi dan berat badan anak sudah bisa dinilai. Namun untuk mengetahui keparahan kelainan rahang memang sebaiknya dirontgen," papar Amelia yang menjadi koordinator Pelayanan Medik Departemen Gigi dan Mulut Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Makin Tua Rahang Makin Menyusut



KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
KOMPAS.com  Pertambahan usia akan mengubah bentuk fisik seseorang. Salah satu yang ikut berubah adalah penyusutan rahang. Hal ini akan menyebabkan susunan gigi depan menjadi berantakan.
Perubahan bentuk rahang ini nyata terlihat dalam penelitian yang dilakukan selama 40 tahun. Lars Bondemark, profesor orthodontis dari Universitas Malmo, Swedia, membuat hasil cetakan gips gigi para mahasiswa pada tahun 1949 ketika mereka masih berusia 20 tahun.
Kemudian, pada tahun 1959 dan 1989 ia kembali membuat cetakan gigi yang sama dari mahasiswa yang sudah bertambah tua tersebut.
"Kami menemukan setelah 40 tahun ruang yang tersedia untuk gigi di rahang makin sedikit," kata Bondemark.
Makin sempitnya ruangan untuk gigi depan itu terjadi karena penyusutan rahang baik panjang maupun lebarnya beberapa milimeter, terutama pada rahang bawah.
Besar kecilnya penyusutan, menurut Bondemark, berbeda-beda pada tiap individu tergantung pada faktor anatomi dan keturunan. Pada beberapa kasus, penyusutannya sangat signifikan sehingga terjadi perubahan kemampuan menggigit.
Ditegaskan oleh dia, yang harus diketahui pasien adalah perubahan ini wajar terjadi. Sementara itu, para dokter gigi harus mempertimbangkan penyusutan rahang ini saat mereka akan membuat rencana terapi pada gigi pasien

.

Gigi Ompong Berdampak Buruk buat Lambung


Ilustrasi
JAKARTA, KOMPAS.com — Masalah gigi ompong bukan hanya merusak penampilan seseorang, melainkan juga bisa menjadi pemicu gangguan penyakit, terutama pencernaan.
Menurut spesialis prosthodonsia dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti Prof Dr drg Suzan Elias, seseorang dengan gigi ompong umumnya mempunyai masalah dengan lambung.
"Ibaratnya kalau kacang harus ditumbuk 10 kali, ini cuma sekali sudah ditelan. Jadi lambung tidak kuat. Oleh karena itu, pada orang yang giginya tidak benar, umumnya lambungnya juga tidak benar," katanya, saat acara Polident Adhesiv Cream Media Launch, Rabu (9/11/2011).


Suzan mengatakan, setiap individu yang kehilangan gigi (ompong) perlu suatu alat bantu untuk mengunyah makanan salah satunya dengan memasang gigi tiruan. Pasalnya, tanpa adanya suatu susunan gigi yang utuh, seseorang akan mengalami masalah saat proses mengunyah makanan. Akibatnya, apabila dibiarkan terus-menerus, akan berdampak buruk pada organ lambung.
"Tapi itu tidak terjadi seketika. Artinya, dalam jangka panjang, bukan jangka pendek. Oleh karena itu, setiap kehilangan gigi, sebaiknya dibuatkan penggantinya. Karena dengan ada penggantinya, pengunyahan akan lebih efektif," paparnya.
Menurut Suzan, ada dua jenis gigi tiruan yang dapat digunakan sebagai pengganti gigi yang ompong, yaitu gigi tiruan lepasan dan cekat. Kedua jenis gigi tiruan tersebut punya indikasi yang berbeda-beda. Pada gigi tiruan cekat, misalnya, indikasinya lebih terbatas karena harus mempunyai gigi pendamping di sebelahnya.
"Jenis ini bersifat permanen. Setelah kedua gigi sebelahnya diasah, selanjutnya gigi tiruan tersebut disemen dengan membuat jembatan ke gigi sebelahnya," katanya.
Sementara untuk pemasangan gigi tiruan lepas, tidak ada indikasi khusus dan pengerjaannya jauh lebih mudah, gampang dipasang, dan murah. Bahkan, menurut Suzan, gigi tiruan lepasan dapat digunakan oleh segala kelompok usia. Berbeda dengan gigi tiruan cekat, yang mempunyai batas usia minimal 17 tahun.
"Kalau yang lepasan siapa pun bisa karena tidak diasah giginya. Kita bilang ini crown extra-coronal (di luar) jadi tidak mengganggu," tambahnya.
Suzan menjelaskan, pada dasarnya ada 4 (empat) alasan penting yang mendasari mengapa orang dengan gigi ompong perlu untuk menggunakan gigi tiruan. Pertama, memperbaiki estetika. Kedua, memperbaiki pengunyahan. Ketiga, memperbaiki cara bicara dan keempat menjaga kelestarian jaringan sekitarnya.
"Jadi, kalau ada gigi yang ompong jangan dibiarkan. Harus diganti. Jika tidak, gigi yang lawannya akan turun akibat tidak mempunyai kontak. Begitu pula dengan gigi sebelahnya yang akan menyamping karena tidak ada kontak dengan gigi sebelahnya," terangnya.
Suzan mengakui, sampai saat ini belum ada data pasti berapa jumlah pemakai gigi tiruan di Indonesia. Menurut dia, gigi tiruan bukanlah barang yang murah sehingga penggunaan gigi tiruan masih tergantung dari sejauh mana kemampuan masyarakat.
Mengingat pentingnya kebutuhan masyakarat akan gigi tiruan, Suzan berharap ke depan pemerintah membuat suatu program khusus untuk mereka yang membutuhkan gigi tiruan agar dapat memperoleh pengobatan di puskesmas. Dengan begitu, masyarakat tidak terlalu dibebani dan bisa menjangkaunya.
"Mungkin dengan menggunakan bahan seperti akrilik (yang tidak terlalu mahal). Jadi orang-orang yang memang perlu gigi tiruan bisa dengan mudah bikin di puskesmas. Tapi, sampai sekarang belum ada jawaban dari pemerintah," tandasnya
.

Lansia Bergigi Ompong Lebih Rentan Pikun



Shutter Stock
Ilustrasi

kompas.com —
 Banyak pendapat yang mengatakan bahwa kehilangan gigi merupakan bagian dari proses penuaan. Ternyata, orang lanjut usia (lansia) yang kehilangan gigi lebih berisiko mengalami demensia atau kepikunan.
Kemunduran kemampuan kognitif yang ditandai dengan berkurangnya daya ingat itu merupakan salah satu gejala awal penyakit alzheimer. Bila dibandingkan dengan lansia yang masih memiliki gigi, mereka yang mulai ompong ternyata lebih banyak mengalami kepikunan.
Penelitian dilakukan terhadap lebih dari 4.000 orang Jepang berusia minimal 65 tahun yang memeriksakan gigi dan fisik. Partisipan yang mengalami gejala pikun lebih jarang,  bahkan tidak pernah, mengunjungi dokter gigi.
"Infeksi pada gusi bisa menyebabkan gigi tanggal dan membuat tubuh melepaskan zat kimia penyebab radang. Hal ini bisa memicu inflamasi di bagian otak, yang berakibat pada matinya saraf-saraf dan mempercepat kepikunan," kata Dr Nozomi Okamoto, peneliti.
Ia menambahkan, mekanisme tersebut bisa menjadi lingkaran setan. Hilangnya koneksi antarsaraf di otak bisa menyebabkan gigi tanggal dan akhirnya menyebabkan kemunduran kognitif.

Tulang Keropos Bisa Bikin Gigi Ompong


shutterstock
  • KOMPAS.com — Osteoporosis atau pengeroposan tulang bisa terjadi tanpa terlihat adanya perubahan bentuk atau struktur luar tulang, tetapi daerah di dalam tulang menjadi berlubang-lubang sehingga mudah patah. Demikian pula yang terjadi pada rahang.

Rahang sebenarnya merupakan tulang. Namun, rahang terdiri dari tulang trabekular yang tidak sepadat tulang biasa. Trabekular sangat rentan terhadap osteoporosis. Karena itu, jangan kaget bila tulang rahang yang menjadi tempat gigi menempel bisa keropos.

Pada waktu kalsium tulang digerogoti, rahang lebih dulu yang merasakan. Akibatnya, gigi menjadi longgar sehingga rentan menjadi ompong. Pada usia 65 tahun, orang yang sehat mungkin telah kehilangan sebagian besar giginya.

Selain rahang, kebanyakan tulang patah akibat osteoporosis juga terjadi pada bagian tulang belakang, pergelangan tangan, dan panggul. Sebenarnya, kejadian osteoporosis dapat ditunda atau dicegah.

Menurut dr.Sonja Roesma, SKM, AAK, dalam buku Pencegahan Dini Osteoporosis, pencegahan osteoporosis dapat dilakukan sejak pembentukan tulang saat bayi masih dalam kandungan hingga usia balita lewat pemenuhan gizi dan nutrisi. Selanjutnya, pemadatan tulang dan percepatan tumbuh saat usia remaja menjadi masa pencegahan yang paling berarti.

Tulang, seperti organ-organ lain dalam tubuh, membutuhkan diet seimbang yang terdiri dari energi, protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin untuk pertumbuhannya. Tulang sangat memerlukan makanan yang kaya kandungan mineral dan kalsium.

Selain susu, kalsium juga banyak terdapat pada ikan teri, sarden, kacang-kacangan, dan sayuran. Dengan berinventasi pada "bank" tulang melalui gizi yang baik dan gaya hidup sehat, tulang menjadi kuat dan lebih tahan pada hari tua.
Sumber :
Healthday News

SELUK BELUK BEHEL / Kawat Gigi


Perlukah Memakai Kawat Gigi?



Dibaca: 14209

Komentar:

shutterstock

TANYA  : 
Dok,  apakah  sebenarnya fungsi dari pemasangan kawat gigi itu? Manfaat dan syaratnya apa saja? Saya memiliki gigi yang cukup maju dan berantakan, karena sewaktu kecil saya senang menghisap jari. Apa saya perlu memakai kawat gigi? Tapi masalahnya saya takut gigi dicabut. Adakah cara untuk membuat gigi saja rapi kembali tanpa harus mencabut dan memakai kawat gigi? Terima kasih atas jawabannya 
(Teni, 22, Jakarta)

JAWAB :
Hallo mbak Teni, menarik sekali pertanyaannya. Manfaat dari pemasangan kawat gigi yaitu memperbaiki susunan gigi-geligi, memperbaiki pengunyahan, memperbaiki pelafalan kata yang salah, serta memperbaiki penampilan wajah.

Pasien yang memiliki susunan gigi yang tidak rapih mulai usia 8 tahun sampai 50 tahun atau lebih dapat menggunakan kawat gigi asalkan tulang rahangnya  masih dalam kondisi baik.

Dalam kasus mbak teni, sangat perlu menggunakan kawat gigi. Mbak Teni dapat berkonsultasi ke dokter gigi spesialis ortodonti untuk dilakukan pemeriksaan dan analisis gigi-geligi, serta analisis fotorontgen gigi. Biasanya dalam kasus ini, diperlukan pencabutan gigi untuk memberikan ruang dalam memundurkan gigi.
Tetapi tetap harus dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu, untuk menentukan apakah perlu dilakukan pencabutan atau tidak. Mbak Teni tidak perlu takut karena semua ini adalah untuk kesehatan dan kebaikan mbak Teni sendiri.

Yang Harus Dihindari Pemakai Kawat Gigi


Kompas.com - Kawat gigi atau braces merupakan bagian dari perawatan orthodonti untuk mempercantik gigi yang kurang rapi. Berbeda dengan dahulu, kini braces memiliki berbagai tampilan yang trendi dan bergaya sehingga makin banyak orang tertarik menggunakannya.
Yang penting untuk diperhatikan para pengguna kawat gigi adalah masalah kebersihan dan kesehatan gigi. Bagian kawat, karet, dan materi lain yang dipakai di gigi bisa menarik sisa makanan dan plak yang akan menodai gigi, bahkan menimbulkan lubang jika kita malas membersihkannya.
Dokter gigi merekomendasikan agar pengguna kawat gigi menyikat gigi setiap kali selai makan atau ngemil dengan pasta gigi yang mengandung fluoride, serta secara teliti membersihkan makanan yang mungkin masih terselip di sela kawat gigi.
Ketika memakai kawat gigi, kebanyakan makanan masih bisa kita konsumsi terutama jika kita memotongnya menjadi bagian kecil. Akan tetapi ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari.
- Makanan keras dan permen
Makanan yang terlalu keras, snack, serta permen yang keras sebaiknya dihindari karena bisa menyebabkan kawat bengkok, pecah, atau pun terlepas dari karet. Bila Anda ingin makan buah atau makanan yang keras, sebaiknya pototng-potong menjadi bagian kecil.
Jika ingin makan kacang, tumbuklah sebentar, sementara itu sebaiknya permen tidak digigit tetapi dihidap. Sebaiknya hindari pula menggigit es batu.
- Makanan yang lengket
Makanan atau permen yang lengket akan menempel pada gigi dan bagian-bagian kawat sehingga berpotensi merusak karet dan kawatn. Jika ada yang tersangkut umumnya juga lebih sulit dibersihkan.
- Makanan dengan kadar keasaman tinggi
Makanan yang mengandung asam yang tinggi, seperti lemon, jeruk nipis atau soda bisa merusak enamel gigi dan menyebabkan warna gigi tidak rata. Dampaknya akan jelas terlihat sesudah braces dilepas
.

Ingin Memasang Kawat Gigi?



Shutter Stock
Menyikat gigi pun harus lebih teliti.
KOMPAS.com — Satu dari lima pasien ortodontik adalah orang dewasa, demikian hasil survei American Association of Orthodontists. Umumnya mereka membutuhkan bantuan perawatan ortodontik agar gigi terlihat lebih rapi dan senyum lebih memikat. Mereka bersedia bertoleransi dengan keberadaan braces atau kawat gigi selama enam bulan hingga setahun hingga senyum idaman itu akhirnya didapatkan. Ketika perawatan usai, masih ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar gigi tetap terlihat terawat. Sayangnya, hal ini seringkali dilupakan.
Siapa sebenarnya yang membutuhkan perawatan ortodontik dan fakta apa saja yang perlu diketahui? Simak hal-hal tersebut di bawah ini:
Tanda-tanda bahwa Anda harus melakukan pemeriksaan ortodontik:*Gigi yang tanggal lebih awal atau lebih lambat.
*Sulit mengunyah atau menggigit.
*Sering bernapas melalui mulut, mengorok dengan keras pada malam hari, dan kelelahan sepanjang hari. 
*Gigi berantakan atau salah tempat. 
*Rahang bergeser, menimbulkan suara-suara, atau menonjol.
*Sulit berbicara
*Gigi selalu menggigit langit-langit mulut atau pipi bagian dalam.
*Gigi yang menonjol (tonggos).
*Gigi gingsul.
*Wajah tidak seimbang atau asimetris.
*Gigi sering bergemeretak.
Mengapa harus memasang kawat gigi?
Gigi yang rata membantu kita untuk  menggigit, mengunyah, dan berbicara dengan lebih mudah. Gigi yang lurus juga berkontribusi terhadap kesehatan gigi dan gusi secara umum. Gigi dan rahang yang diluruskan dengan semestinya akan meringankan atau mencegah masalah kesehatan fisik. Selain itu, gigi yang bekerja dengan lebih baik juga terlihat lebih indah.

Sebelum memasang kawat gigiSetelah kunjungan pertama Anda, sebaiknya kunjungi kembali dokter untuk meminta pendapat kedua. Tanyakan beberapa hal seperti: Apa pilihan perawatan yang akan memperbaiki masalah gigi Anda dengan baik? Berapa biayanya, dan untuk apa biaya sebesar itu? Berapa lama perawatan ini harus dijalani? Mungkinkan setelah kawat dilepas gigi akan kembali ke posisi awal, dan apa yang harus dilakukan bila hal itu terjadi?
Perawatan selanjutnya
Anda mungkin berpikir bahwa begitu kawat gigi dilepas, hubungan Anda dengan dokter gigi berakhir. Ternyata, melepas kawat gigi juga menimbulkan masalah lain, dan hal ini sering dialami oleh pasien ortodontik. Biasanya akan tumbuh jaringan lunak atau beberapa tipe penyakit gusi lainnya. Penyakit gusi umumnya disebabkan kebersihan mulut yang tidak terjaga selama perawatan awal. Repotnya, kadang-kadang pasien maupun dokter gigi tidak dapat mencegahnya. Dokter biasanya akan menjelaskan secara detail mengenai prosedur perawatan untuk gigi. Jika Anda tidak mengikuti instruksinya atau lupa mengunjungi dokter untuk perawatan rutin, hasilnya adalah penyakit gusi tersebut.
Lebih teliti menyikat gigi
Jika Anda memilih braces yang menempel di gigi, menggosok gigi tentu akan lebih sulit. Untuk dapat menghilangkan plak dan bakteri, Anda harus meningkatkan waktu menyikat gigi dan menggunakan obat kumur secara teratur. Selain itu, hindari mengonsumsi makanan yang terlalu keras, lengket, kenyal, atau garing. Jenis makanan yang perlu dihindari adalah seperti jagung bakar, permen karet, permen yang keras, atau popcorn.
Lindungi gigi dengan pengikat
Beberapa pasien akan diminta memakai pengikat gigi setelah melepas kawat gigi. Pengikat diperlukan untuk menjaga agar gigi tidak kembali ke posisi awalnya (relapse). Bahkan ada beberapa pasien yang diminta mengenakan pengikat ini lebih lama daripada yang lain. Pengikat ini umumnya dipakai malam hari untuk menjaga agar gigi tetap lurus. Pasien yang menyepelekan perawatan ini biasanya berhenti mengenakannya, dan belakangan menyadari bahwa kawat gigi yang sudah dipakai berbulan-bulan (atau bertahun-tahun) sia-sia.
Sumber :
www.braces.org


Tips Mengatasi Balita Susah Makan dan Mengatasi GIGI Ngilu


Tips Mengatasi Balita Susah Makan

Balita Anda susah makan? Apakah Anda cukup stres dibuatnya? Hal ini sudah banyak dihadapi kaum Ibu termasuk saya, namun jangan khawatir ini akan dikupas masalah seputar balita susah makan mulai dari penyebab serta solusinya.

Batita dan balita rata-rata akan dihadapkan pada masa-masa susah makan namun ada juga sebagian yang tidak mengalaminya. Ada beberapa penyebab mengapa si kecil Anda susah makan, bisa karena faktor psikologis misalnya karena trauma pada kejadian tertentu, pernah dipaksa makan secara berlebihan,bisa juga karena ego yang mulai timbul dalam diri si kecil (biasanya mulai tumbuh pada usia satu tahun keatas), faktor selera anak, yaitu anak mulai bosan dengan makanan yang itu-itu saja, perlu Anda ketahui pada usia 6-9 bulan mungkin si kecil tidak mempermasalahkan rasa tapi menginjak usia 10 bulan keatas bayi mulai mengenal rasa, saat ini variasi menu perlu Anda pertimbangkan.

Kemudian faktor kesehatan si kecil, dalam hal ini bisa karena balita menderita sariawan/panas dalam, pencernaan bermasalah (cermati apakah balita Anda sering mual,muntah atau diare), gigi mulai tumbuh (pada sebagian bayi pertumbuhan gigi mengakibatkan ngilu sehingga si kecil malas untuk makan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut yang perlu Anda lakukan adalah :


1. Jika karena penyebab psikologis,misalnya trauma karena kejadian tertentu maka Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter Anda


2. Hindari pemaksaan dalam menyuap si kecil karena hal ini juga bisa menyebabkan trauma yang mengakibatkan si kecil mogok makan


3. Pada usia 1 tahun ke atas biasanya anak mulai punya ego yang mana dia makan jika dia mau,sehingga meskipun sudah jam makan dan kita memaksa menyuap, si kecil tidak akan mau, tetapi coba letakkan sebutir nasi di tangan atau dekat mulutnya maka dia akan memungut dan memakannya sendiri. Untuk mengatasi hal ini cobalah saat jam makan alihkan perhatian si kecil pada hal2 yang ia suka misalnya sambil melihat kucing, bunga dll,nah saat dia lengah biasanya tanpa sadar dia mau disuap. Cara lain variasikan metode pemberian makan pada si kecil,misalnya jika biasanya Anda menggunakan sendok cobalah memakai tangan langsung tanpa sendok.Cara lain lagi yaitu kenali makanan kegemaran si kecil, misalnya jika si kecil suka makan kerupuk maka berikanlah kerupuk kemudian selingi dengan memberi nasi,kalau masih susah tempelkan nasi beserta lauk pada kerupuk, ia tidak akan menyadari tetapi ia akan menyukainya.


4. Ubah tampilan dan rasa makanan,Anda bisa membentuk nasi seperti mobil2an kemudian menambah pernak pernik dari ayam, telur, sayuran, tempe/tahu dll. Selain itu Anda perlu melihat-lihat lagi referensi mengenai resep makanan bayi.


5. Berikanlah susu kapan pun ia mau


6. Perbanyaklah camilan si kecil untuk mengimbangi porsi makan yang kurang, namun ingat, camilan yang diberikan harus tetap memperhatikan faktor gizi,misalnya biskuit bayi, kue, puding atau agar-agar, buah.


7. Jika si kecil lebih menyukai kue, maka variasikan bahan atau isi kue dari bahan karbohidrat seperti nasi, kentang lalu kombinasikan dengan sayuran (misalnya kue warna hijau dari sawi yang diblender, warna orange dari wortel yang diblender dll),memang terasa aneh bagi kita, namun anak kecil akan menyukainya dan tentunya gizi tetap terjaga.


8. Cek kondisi mulut si kecil apakah ada sariawan, nafas terasa panas?jika ya segeralah periksakan ke dokter anak Anda. Lihat juga apakah ada gigi yang mau tumbuh? jika ya kemungkinan hal ini yang menyebabkan si kecil merasakan ngilu saat makan,untuk itu coba berikan makanan yang lebih lembut teksturnya serta mintalah saran dari dokter apakah perlu menambahkan vitamin khusus saat gigi tumbuh.


9. Periksakan ke dokter jika si kecil sering mual atau memuntahkan makanan, karena kemungkinan si kecil sedang terganggu pencernaannya sehingga nafsu makan berkurang.


10. Konsultasikan ke dokter mengenai penambahan vitamin nafsu makan


Nah semoga apa yang saya sampaikan kepada Anda bisa menjadikan solusi yang tepat untuk sang buah hati. Selamat mencoba...!! Semoga berhasil.

Stres Penyebab Gigi Ngilu dan Meradang

Senin, 21julii 2012 | 09:51 WIB

Dibaca: 2259
Komentar: -
|
shutterstock



TANYA:
Dokter, saya mengalami gusi meradang dan gigi ngilu yang sering sekali kambuh. Begitu kambuh sakitnya tak tertahankan. Saya sudah ke dokter gigi dan karang gigi saya sudah dibersihkan. Dokter gigi menyatakan bahwa gigi saya tidak ada yang berlubang dan gusinya tidak ada yang luka.  Tetapi memang mengalami pembengkakan. Dokter menyatakan bahwa kemungkinan sering kambuhnya adalah karena faktor stres, kondisi tubuh yang tidak sehat atau diabetes. Kebetulan saya mempunyai gejala diabetes dengan nila gula darah acak saya 232, tapi saya belum melakukan pemeriksaan secara lengkap untuk mengetahui apakah memang saya menderita diabetes.
Pertanyaan saya adalah : 1. Apakah benar gusi meradang dan ngilu gigi saya bisa disebabkan stres, kondisi tubuh yg tidak sehat ataupun diabetes? 2. obat apa yang bisa saya pakai untuk mencegah berulangnya penyakit itu kambuh. Selama ini, saya menggunakan obat anti nyeri jika sedang kambuh (baik asam mefenamat, oskadon ataupun nonflamin). Kata dokter gigi saya sebaiknya tidak terlalu sering konsumsi obat karena akan membuat ginjal bekerja terlalu berat. Tapi kalo tidak minum obat saya tidak tahan nyerinya. mohon solusinya. Terima kasih. 
(Nunik Setyo Utami, 37, Surabaya)
JAWAB : 

Ibu Nunik yang baik 

Gusi meradang memang dapat disebabkan oleh keadaan stres, kondisi tubuh, dan diabetes yang ibu derita. Semua kondisi tersebut dapat menurunkan ketahanan tubuh ibu terhadap infeksi mikroorganisme yang datang, ditambah adanya plak dan karang gigi yang akan memicu terjadinya peradangan gusi. Oleh karena itu, ibu harus menjaga kesehatan rongga mulut  dengan baik, mengontrol diabetesnya, serta menjaga kondisi tubuh ibu dalam keadaan sehat dan bebas stres.
Masalah ngilu gigi kurang berhubungan dengan keadaan stres. Beberapa penyebab gigi ngilu adalah gusi yang turun, abrasi permukaan akar gigi akibat teknik menyikat gigi yang salah, serta prosedur pembersihan karang gigi yang salah oleh dokter gigi juga dapat menyebabkan ngilu. Selain itu, prosedur pemutihan gigi dan adanya retak pada gigi juga dapat memicu terjadinya ngilu gigi.
Ibu tidak menjelaskan apakah ibu memiliki kebiasaan buruk mengerot-ngerot gigi pada saat tidur ataubruksism (hal ini bisa ditanyakan kepada suami anda apakah pada saat ibu tidur terdengar bunyi mengerot-ngerot gigi? atau ditandai rasa sakit pada sendi dibagian depan telinga ibu pada saat bangun pagi), atau menggertakan gigi atas dan bawah jika sedang stres? Jika iya, hal ini mungkin saja menjadi pemicu gigi ngilu anda. Konsultasikan kepada dokter gigi anda dan psikolog untuk mengatasi rasa stres anda.
Untuk sementara ini, hentikan saja obat-obatan tersebut, gunakan saja pasta gigi untuk gigi sensitif. Jika memang nyeri sudah benar-benar tidak tertahankan, maka baru boleh menggunakan obat minum anti nyeri. Sebaiknya dicari dulu penyebab utamanya, sehingga ibu akan mendapatkan perawatan yang tepat.