/** Kotak Iklan **/ .kotak_iklan {text-align: center;} .kotak_iklan  img {margin: 0px 5px 5px 0px;padding: 5px;text-align: center;border: 1px solid #ddd;} .kotak_iklan  img:hover {border: 1px solid #333}

MANDIRI DENTAL SUPLAY

SELAMAT DATANG DI BLOG JUAL BAHAN DAN ALAT2 KESEHATAN GIGI.
KAMI DATANG BAGI YG MENCARI ALTERNATIF PASANG GIGI DENGAN HARGA EKONOMIS !?
KAMI BERPENGALAMAN SUDAH LEBIH DARI 17 Th. JADI JGN RAGU !!
SEGERA HUB. KAMI...
HP. 082142831833 atau HP: 081332795857 / BBM: 512EC943C

HOME / OFFICE:"
" MANDIRI DENTAL SHOP "

JL. GOLF KK.23 SOOKO, MOJOKERTO,
SALAM...SUKSES !

BANK BRI, A/N. KHOIRUN
No Rek. 371501010925539

ATAU

BANK JATIM, A/n. Sholeh Suprayitno
No Rek. 0322775202

TERIMAKASIH

Minggu, 29 September 2013

TERPI BERHENTI MEROKOK


Merokok dan Sariawan, Apa Hubungannya?


 

 TANYA :

Sebelum saya berhenti merokok.  Dulu saya perokok berat bisa habis 1-2 bungkus dalam 1 hari. Waktu merokok saya jarang sekali kena sariawan,  dalam setahun hanya sekali kena sariawan. Tetapi setelah saya berhenti merokok, saya menjadi sering sekali kena sariawan hampir setiap bulan . Paling lama dua bulan sudah kena sariawan lagi, yang rata-rata sembuh dalam 4 sampai 7 hari. Pertanyannya, apakah ada kaitannya merokok dan sariawan, dan bagaimana mengatasi sariawan yang saya derita terima kasih. 

(Suwandi, 33 tahun, 55 kg, 165 cm , Malang)
JAWAB :

Bapak suwandi yang baik,

Kebiasaan merokok justru akan menimbulkan berbagai masalah di dalam seluruh tubuh anda, termasuk di dalam rongga mulut. Berikut saya paparkan berbagai macam kelainan yang dapat timbul di dalam rongga mulut yang berkaitan dengan tembakau:

1.    Keratosis rokok.Keratosis rokok adalah suatu bukti reaksi spesifik pada orang-orang yang menghisap rokok tanpa filter dalam jangka waktu yang sangat pendek. Luka-lukanya berdekatan satu sama lain ketika mulut ditutup, mengenai bibir atas dan bawah di lokasi penempatan rokok. Menghentikan kebiasaan merokok biasanya memberi kesembuhan.

2.    Stomatitis nikotin (sariawan akibat nikotin).Merupakan suatu respons dari struktur-struktur ektodermal pada langit-langit mulut pasien yang menghisap pipa atau cerutu berkepanjangan. Luka yang timbul berwarna putih keabu-abuan, disertai luka berwarna merah cekung. Berhenti menghisap rokok akan meredakan luka ini.

3.    Bercak snuff dipper (Luka pada pengunyah tembakau).Suatu daerah kuning-putih berkerut pada lipatan mukosa gusi dan mukosa pipi atau bibir rahang bawah adalah indikator dari penggunaan tembakau tanpa dibakar. Tembakau yang tidak dibakar dapat digunakan dalam berbagai bentuk (dihisap baunya, dicelup, disumbatkan, atau dikunyah) dan meninggalkan tanda-tanda khasnya di daerah yang biasa disisipi tembakau terebut. Untuk mendapatkan kesembuhan, dianjurkan menghentikan pemakaiannya. Jika penampilan normalnya tidak kembali dalam 14 hari serelah pemakaian tembakau dihentikan, maka perlu dilakukan tindakan biopsi oleh Dokter Gigi.

4.    Karsinoma verukosa.Memiliki ciri-ciri massa keputih-putihan seperti kembang kol dan bertangkai seperti kutil, disertai bintik-bintik merah muda dan merah. Pria diatas usia 60 tahun yang memakai tembakau (bukan dirokok) paling sering mengidapnya. Perawatan yang dianjurkan adalah eksisi bedah yang luas oleh Dokter Gigi.

5.    Eritroleukoplakia dan speckled eritroplakia.Luka yang timbul berupa bercak merah yang mengandung bintik-bintik putih merata di seluruh luka terutama di daerah pinggir lidah, mukosa pipi, dan langit-langit lunak. Paling sering terjadi pada pria diatas usia 50 tahun. Kejadian ini sering dihubungkan dengan merokok berat, alkoholisme, dan kebersihan mulut yang buruk. Tindakan yang diperlukan adalah biopsi oleh Dokter Gigi.

6.    Karsinoma sel skuamosa.Merupakan tipe yang paling umum dari kanker mulut. Rata-rata terjadi pada pasien usia 40 tahun, baik pria maupun wanita. Dapat terjadi di pinggir lidah, dasar mulut, gusi, mukosa pipi, bibir, dan langit-langit mulut. Keluhan yang paling sering adalah rasa sakit yang menetap, merasa kebas atau  merasa terbakar, kesulitan berbicara atau menelan. Tindakan biopsi oleh Dokter Gigi harus segera dilakukan.

7.    Melanosis perokok (pigmentasi yang berhubungan dengan merokok).Merokok memberi perubahan warna yang khas pada permukaan-permukaan mukosa yang terpapar. Tanda-tanda melanosis perokok adalah adanya bercak coklat yang menyebar dengan ukuran beberapa sentimeter. Paling sering terjadi pada gusi depan rahang bawah. Daerah rawan lainnya adalah mukosa bibir, langit-langit, lidah, dasar mulut, dan bibir.

Merokok merupakan salah satu pemicu terjadinya sariawan, namun mekanisme terjadinya sariawan akibat rokok cukup panjang. Ketika seseorang menghisap rokok, asap rokok yang mengandung jutaan zat kimia akan masuk ke dalam rongga mulut dan mempengaruhi bagian-bagian di dalam mulut, termasuk gigi, gusi, lidah, dan langit-langit mulut.

Rangsangan panas  dari asap rokok dapat menyebabkan perubahan aliran darah dan mengurangi pengeluaran air ludah. Akibatnya rongga mulut menjadi kering dan lebih anaerob (suasana bebas zat asam), sehingga memberikan lingkungan yang sesuai untuk tumbuhnya bakteri anaerob dalam mulut. Pada kondisi mulut yang kering dan penuh bakteri-lah yang akan memicu terjadinya sariawan.

Pada kasus anda yang telah berhenti merokok namun justru semakin banyak sariawannya, merupakan efek samping dari kebiasaan sebelumnya yang masih timbul. Saat ini, yang perlu anda lakukan adalah menciptakan kondisi rongga mulut anda untuk mendukung penyembuhan sariawan. Jika saat ini kondisi mulut anda dipenuhi dengan karang gigi, sebaiknya dilakukan dulu pembersihan karang gigi di Dokter Gigi. Setelah bebas karang gigi, jagalah kebersihan mulut anda dengan melakukan kebiasaan menyikat gigi dan lidah dengan tepat (anda dapat membaca artikel pada tanggal 31 Oktober 2012 mengenai “cara menyikat gigi tepat atasi sakit gusi”).

Setelah itu dapat dilakukan terapi suportif berupa memperbanyak asupan makanan khususnya yang mengandung vitamin B12 dan zat besi seperti sayur-sayuran. Sedangkan terapi farmakologis untuk sariawannya adalah berupa pengobatan topikal (langsung pada lesi) dan non topikal, anda dapat minta resepnya kepada Dokter Gigi anda.

Sariawan yang timbul akibat merokok memang diperlukan perawatan yang menyeluruh pada seluruh bagian di dalam rongga mulut, bukan hanya fokus pada sariawannya saja. Sehingga tidak akan timbul lagi sariawan di masa yang akan datang.

Demikian Bapak Suwandi, semoga informasinya bermanfaat.

Salam gigi sehat


 

Berhenti merokok membutuhkan usaha dan niat yang besar. Terlebih jika kebiasaannya itu sudah dijalani bertahun-tahun. Ditambah lagi dengan iklan rokok yang begitu bebas memasuki di segala bidang. Tak heran, sekitar 30 persen dari populasi di Indonesia atau sekitar 82 juta adalah perokok aktif. Artinya, satu dari tiga orang di Indonesia adalah perokok aktif.
Dari sisi demografi, 63 persen dari pria dewasa dan 5 persen dari wanita dewasa di Indonesia adalah perokok aktif. Apakah berhenti merokok itu sulit?
Dodo (42) ingin berhenti merokok sejak lama. Namun, saat dicoba berhenti, ada rasa pusing dan menjadi doyan ngemil. Sehingga akhirnya baru sebatas mengurangi.
"Rasanya lemas, dan pusing. Untuk mengalihkan keinginan merokok jadi ngemil. Berat badan jadi tambah gemuk," ujar pria yang merokok sejak duduk di kelas 6 SD ini kepada Warta Kota, Senin (17/6). Namun, beberapa orang mampu `melepaskan' diri dari ketergantungan rokok dengan tekad kuat.
Pelawak Indro melepaskan rokok setelah pernah merasakan nafas tersengal-sengal. Takut terkena serangan jantung akhirnya dia berhenti merokok.
Inez Tagor mengatakan, suaminya Adi Prabudi, berhenti merokok setelah punya anak keempat. "Sudah punya anak empat berarti tanggungjawab semakin besar, dan harus sehat agar bisa merawat anak-anak. Salah satu cara sehat dengan berhenti rokok," ujar Inez menirukan kata-kata suaminya ketika berhenti merokok saat ditemui beberapa waktu lalu.
"Banyak perokok yang sebenarnya mempunyai keinginan untuk berhenti dari kebiasaan merokok mereka. Namun tidak mengerti cara memulai prosesnya. Dengan teknologi low level laser therapy, bisa jadi solusi untuk berhenti selamanya," ujar Tatat Rahmita Utami, CEO S Clinic Indonesia di acara peluncuran S Clinic di Darmawangsa Square, Rabu (5/6). 

HUBUNGAN ROKOK DAN KESEHATAN GIGI



HUBUNGAN ROKOK DAN KESEHATAN GIGI
Berbagai posting dan artikel mungkin susah banyak yang mengulas tentang rokok dan bahaya yang ditimbulkan. namun disini sayang ingin mengulas efek rokok khusu terhadap kesehatan mulut dan gigi. semuga bermanfaat dan selalu mohon saran dan kesan agar postingan ini makin sempurna.
mengapa rokok sangat erat kaitannya dengan kesehatan gigi dan mulut? jelas secara gampang bisa dijawab, karena rokok dihisap melalui mulut ( saya rasa ga ada tempat lain untuk menghisap rokok ^^). Secara gampang bisa kita lihat bibir seorang perokok memang terlihat lebih gelap dibandingkan dengan bibir seorang yang bukan perokok, mengapa?
Secara umum kita mengetahui rokok yang ada di Indonesia ada 2 jenis, rokok dengan filter dan tanpa filter ( lebih dikenal dengan rokok kretek). Rokok tanpa filter cenderung lebih cepat merubah warna gigi dari pada rokok dengan filter. 
Sekarang mari kita ikuti jejak asap rokok kenapa begitu banyak organ" tubuh yang dirugikan. Saat kita menghisap rokok asap yang keluar dari sebatang rokok menuju rongga mulut, beberapa detik asap rokok dengan jutaan zat" kimia berada dalam rongga mulut dan mempengaruhi jaringan dan organ yang ada dalam rongga mulut termasuk gigi itu sendiri. Asap panas yang berhembus terus menerus ke dalam rongga mulut merupakan rangsangan panas yang menyebabkan perubahan aliran darah dan mengurangi pengeluaran ludah. Akibatnya rongga mulut menjadi kering dan lebih an-aerob (suasana bebas zat asam) sehingga memberikan lingkungan yang sesuai untuk tumbuhnya bakteri an-aerob dalam plak. Dengan sendirinya perokok beresiko lebih besar terinfeksi bakteri penyebab penyakit jaringan pendukung gigi dibandingkan mereka yang perokok.
Gusi seorang perokok juga cenderung mengalami penebalan lapisan tanduk. Daerah yang mengalami penebalan ini terlihat lebih kasar dibandingkan jaringan di sekitarnya dan berkurang kekenyalannya. Penyempitan pembuluh darah yang disebabkan nikotin mengakibatkan berkurangnya aliran darah di gusi sehingga meningkatkan kecenderungan timbulnya penyakit gusi.
Tar dalam asap rokok juga memperbesar peluang terjadinya radang gusi, yaitu penyakit gusi yang paling sering terjadi disebabkan oleh plak bakteri dan factor lain yang dapat menyebabkan bertumpuknya plak di sekitar gusi. Tar dapat diendapkan pada permukaan gigi dan akar gigi sehingga permukaan ini menjadi kasar dan mempermudah perlekatan plak. Dari perbedaan penelitian yang telah dilakukan plak dan karang gigi lebih banyak terbentuk pada rongga mulut perokok dibandingkan bukan perokok. Penyakit jaringan pendukung gigi yang parah, kerusakan tulang penyokong gigi dan tanggalnya gigi lebih banyak terjadi pada perokok daripada bukan perokok. Pada perawatan penyakit jaringan pendukund gigi pasien perokok memerlukan perawatan yang lebih luas dan lebih lanjut. Padahal pada pasien bukan perokok dan pada keadaan yang sama cukup hanya dilakukan perawatan standar seperti pembersihan plak dan karang gigi.
Keparahan penyakit yang timbul dari tingkat sedang hingga lanjut berhubungan langsung dengan banyaknya rokok yang diisap setiap hari berapa lama atau berapa tahun seseorang menjadi perokok dan status merokok itu sendiri, apakah masih merokok hingga sekarang atau sudah berhenti.
Nikotin berperan dalam memulai terjadinya penyakit jaringan pendukung gigi karena nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak rongga mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan perlekatan gusi pada permukaan gigi dan akar. Nikotin dapat ditemukan pada permukaan akar gigi dan hasil metabolitnya yakni kontinin dapat ditemukan pada cairan gusi.
Beberapa perawatan memang sangat menganjurkan pada pasien perokok untuk benrhenti merokok untuk sementara waktu, selama dalam proses perawatan. Seperti pasien yang dalam masa pemsangan implan.
Dapat disimpulkan kerugian yang timbul akibat kebiasaan merokok pada kesehatan gigi dan mulut:
1. Perubahan warna gigi, gusi dan bibir.
2. Karies pada gigi akan semakin cepat terbentuk.
3. Kemungkinan kanker pada jaringan mulut sangat besar.
4. Bau nafas jelas beraroma rokok.
5. Berubahnya jaringan" dalam rongga mulut yang menyebabkan berbagai dampak negatif terhadap kesehatan mulut itu sendiri seperti pemicu terbantuknya karies.
Mitos Berhenti Merokok
- Berhenti merokok sangat sulit. Banyak orang merasa sulit untuk berhenti merokok ketika melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain, dan harus melewati tahap tidak menyenangkan dari keinginan untuk merokok yang tidak dapat ditahan.
- Saya harus mengubah rutinitas saya.
- Saya harus melalui fase `sakau' yang lama. Berhenti rokok akan lebih mudah dari yang dikira tentu saja dengan keinginan yang kuat.
- Semakin lama saya sudah merokok, semakin sulit untuk berhenti. Semakin lama seseorang hidup sebagai perokok tidak menjamin kalau dia juga akan semakin sulit untuk berhenti. Alasan apapun yang menjadi penyebab dan hambatan untuk menghentikannya tetaplah sama.
- Semakin banyak rokok yang saya isap, semakin sulit untuk berhenti. Baik satu kotak seminggu atau satu kotak setiap hari, sama saja untuk keinginan berhentinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar