Merokok dan Sariawan, Apa Hubungannya?


TANYA :
Sebelum saya berhenti merokok. Dulu
saya perokok berat bisa habis 1-2 bungkus dalam 1 hari. Waktu merokok
saya jarang sekali kena sariawan, dalam setahun hanya sekali kena
sariawan. Tetapi setelah saya berhenti merokok, saya menjadi sering
sekali kena sariawan hampir setiap bulan . Paling lama dua bulan sudah
kena sariawan lagi, yang rata-rata sembuh dalam 4 sampai 7 hari.
Pertanyannya, apakah ada kaitannya merokok dan sariawan, dan bagaimana
mengatasi sariawan yang saya derita terima kasih.
(Suwandi, 33 tahun, 55 kg, 165 cm , Malang)
JAWAB :
Bapak suwandi yang baik,
Kebiasaan
merokok justru akan menimbulkan berbagai masalah di dalam seluruh tubuh
anda, termasuk di dalam rongga mulut. Berikut saya paparkan berbagai
macam kelainan yang dapat timbul di dalam rongga mulut yang berkaitan
dengan tembakau:
1. Keratosis rokok.Keratosis
rokok adalah suatu bukti reaksi spesifik pada orang-orang yang
menghisap rokok tanpa filter dalam jangka waktu yang sangat pendek.
Luka-lukanya berdekatan satu sama lain ketika mulut ditutup, mengenai
bibir atas dan bawah di lokasi penempatan rokok. Menghentikan kebiasaan
merokok biasanya memberi kesembuhan.
2. Stomatitis nikotin (sariawan akibat nikotin).Merupakan
suatu respons dari struktur-struktur ektodermal pada langit-langit
mulut pasien yang menghisap pipa atau cerutu berkepanjangan. Luka yang
timbul berwarna putih keabu-abuan, disertai luka berwarna merah cekung.
Berhenti menghisap rokok akan meredakan luka ini.
3. Bercak snuff dipper (Luka pada pengunyah tembakau).Suatu
daerah kuning-putih berkerut pada lipatan mukosa gusi dan mukosa pipi
atau bibir rahang bawah adalah indikator dari penggunaan tembakau tanpa
dibakar. Tembakau yang tidak dibakar dapat digunakan dalam berbagai
bentuk (dihisap baunya, dicelup, disumbatkan, atau dikunyah) dan
meninggalkan tanda-tanda khasnya di daerah yang biasa disisipi tembakau
terebut. Untuk mendapatkan kesembuhan, dianjurkan menghentikan
pemakaiannya. Jika penampilan normalnya tidak kembali dalam 14 hari
serelah pemakaian tembakau dihentikan, maka perlu dilakukan tindakan
biopsi oleh Dokter Gigi.
4. Karsinoma verukosa.Memiliki
ciri-ciri massa keputih-putihan seperti kembang kol dan bertangkai
seperti kutil, disertai bintik-bintik merah muda dan merah. Pria diatas
usia 60 tahun yang memakai tembakau (bukan dirokok) paling sering
mengidapnya. Perawatan yang dianjurkan adalah eksisi bedah yang luas
oleh Dokter Gigi.
5. Eritroleukoplakia dan speckled eritroplakia.Luka
yang timbul berupa bercak merah yang mengandung bintik-bintik putih
merata di seluruh luka terutama di daerah pinggir lidah, mukosa pipi,
dan langit-langit lunak. Paling sering terjadi pada pria diatas usia 50
tahun. Kejadian ini sering dihubungkan dengan merokok berat,
alkoholisme, dan kebersihan mulut yang buruk. Tindakan yang diperlukan
adalah biopsi oleh Dokter Gigi.
6. Karsinoma sel skuamosa.Merupakan
tipe yang paling umum dari kanker mulut. Rata-rata terjadi pada pasien
usia 40 tahun, baik pria maupun wanita. Dapat terjadi di pinggir lidah,
dasar mulut, gusi, mukosa pipi, bibir, dan langit-langit mulut. Keluhan
yang paling sering adalah rasa sakit yang menetap, merasa kebas atau
merasa terbakar, kesulitan berbicara atau menelan. Tindakan biopsi oleh
Dokter Gigi harus segera dilakukan.
7. Melanosis perokok (pigmentasi yang berhubungan dengan merokok).Merokok
memberi perubahan warna yang khas pada permukaan-permukaan mukosa yang
terpapar. Tanda-tanda melanosis perokok adalah adanya bercak coklat yang
menyebar dengan ukuran beberapa sentimeter. Paling sering terjadi pada
gusi depan rahang bawah. Daerah rawan lainnya adalah mukosa bibir,
langit-langit, lidah, dasar mulut, dan bibir.
Merokok merupakan
salah satu pemicu terjadinya sariawan, namun mekanisme terjadinya
sariawan akibat rokok cukup panjang. Ketika seseorang menghisap rokok,
asap rokok yang mengandung jutaan zat kimia akan masuk ke dalam rongga
mulut dan mempengaruhi bagian-bagian di dalam mulut, termasuk gigi,
gusi, lidah, dan langit-langit mulut.
Rangsangan panas dari
asap rokok dapat menyebabkan perubahan aliran darah dan mengurangi
pengeluaran air ludah. Akibatnya rongga mulut menjadi kering dan lebih
anaerob (suasana bebas zat asam), sehingga memberikan lingkungan yang
sesuai untuk tumbuhnya bakteri anaerob dalam mulut. Pada kondisi mulut
yang kering dan penuh bakteri-lah yang akan memicu terjadinya sariawan.
Pada
kasus anda yang telah berhenti merokok namun justru semakin banyak
sariawannya, merupakan efek samping dari kebiasaan sebelumnya yang masih
timbul. Saat ini, yang perlu anda lakukan adalah menciptakan kondisi
rongga mulut anda untuk mendukung penyembuhan sariawan. Jika saat ini
kondisi mulut anda dipenuhi dengan karang gigi, sebaiknya dilakukan dulu
pembersihan karang gigi di Dokter Gigi. Setelah bebas karang gigi,
jagalah kebersihan mulut anda dengan melakukan kebiasaan menyikat gigi
dan lidah dengan tepat (anda dapat membaca artikel pada tanggal 31
Oktober 2012 mengenai “cara menyikat gigi tepat atasi sakit gusi”).
Setelah
itu dapat dilakukan terapi suportif berupa memperbanyak asupan makanan
khususnya yang mengandung vitamin B12 dan zat besi seperti
sayur-sayuran. Sedangkan terapi farmakologis untuk sariawannya adalah
berupa pengobatan topikal (langsung pada lesi) dan non topikal, anda
dapat minta resepnya kepada Dokter Gigi anda.
Sariawan yang
timbul akibat merokok memang diperlukan perawatan yang menyeluruh pada
seluruh bagian di dalam rongga mulut, bukan hanya fokus pada sariawannya
saja. Sehingga tidak akan timbul lagi sariawan di masa yang akan
datang.
Demikian Bapak Suwandi, semoga informasinya bermanfaat.
Salam gigi sehat


Berhenti
merokok membutuhkan usaha dan niat yang besar. Terlebih jika
kebiasaannya itu sudah dijalani bertahun-tahun. Ditambah lagi dengan
iklan rokok yang begitu bebas memasuki di segala bidang. Tak heran,
sekitar 30 persen dari populasi di Indonesia atau sekitar 82 juta adalah
perokok aktif. Artinya, satu dari tiga orang di Indonesia adalah
perokok aktif.
Dari
sisi demografi, 63 persen dari pria dewasa dan 5 persen dari wanita
dewasa di Indonesia adalah perokok aktif. Apakah berhenti merokok itu
sulit?
Dodo (42) ingin berhenti merokok sejak lama. Namun, saat dicoba berhenti, ada rasa pusing dan menjadi doyan ngemil. Sehingga akhirnya baru sebatas mengurangi.
"Rasanya lemas, dan pusing. Untuk mengalihkan keinginan merokok jadi ngemil. Berat badan jadi tambah gemuk," ujar pria yang merokok sejak duduk di kelas 6 SD ini kepada Warta Kota, Senin (17/6). Namun, beberapa orang mampu `melepaskan' diri dari ketergantungan rokok dengan tekad kuat.
Pelawak
Indro melepaskan rokok setelah pernah merasakan nafas
tersengal-sengal. Takut terkena serangan jantung akhirnya dia berhenti
merokok.
Inez
Tagor mengatakan, suaminya Adi Prabudi, berhenti merokok setelah punya
anak keempat. "Sudah punya anak empat berarti tanggungjawab semakin
besar, dan harus sehat agar bisa merawat anak-anak. Salah satu cara
sehat dengan berhenti rokok," ujar Inez menirukan kata-kata suaminya
ketika berhenti merokok saat ditemui beberapa waktu lalu.
"Banyak
perokok yang sebenarnya mempunyai keinginan untuk berhenti dari
kebiasaan merokok mereka. Namun tidak mengerti cara memulai prosesnya.
Dengan teknologi low level laser therapy,
bisa jadi solusi untuk berhenti selamanya," ujar Tatat Rahmita Utami,
CEO S Clinic Indonesia di acara peluncuran S Clinic di Darmawangsa
Square, Rabu (5/6).
HUBUNGAN ROKOK DAN KESEHATAN GIGI
HUBUNGAN ROKOK DAN KESEHATAN GIGI
Berbagai posting dan artikel
mungkin susah banyak yang mengulas tentang rokok dan bahaya yang
ditimbulkan. namun disini sayang ingin mengulas efek rokok khusu
terhadap kesehatan mulut dan gigi. semuga bermanfaat dan selalu mohon saran dan kesan agar postingan ini makin sempurna.
mengapa rokok sangat erat kaitannya dengan kesehatan gigi dan mulut?
jelas secara gampang bisa dijawab, karena rokok dihisap melalui mulut (
saya rasa ga ada tempat lain untuk menghisap rokok ^^). Secara gampang
bisa kita lihat bibir seorang perokok memang terlihat lebih gelap
dibandingkan dengan bibir seorang yang bukan perokok, mengapa?
Secara umum kita mengetahui rokok yang ada di Indonesia ada 2 jenis,
rokok dengan filter dan tanpa filter ( lebih dikenal dengan rokok
kretek). Rokok tanpa filter cenderung lebih cepat merubah warna gigi
dari pada rokok dengan filter.
Sekarang mari kita ikuti jejak asap rokok kenapa begitu banyak organ"
tubuh yang dirugikan. Saat kita menghisap rokok asap yang keluar dari
sebatang rokok menuju rongga mulut, beberapa detik asap rokok dengan
jutaan zat" kimia berada dalam rongga mulut dan mempengaruhi jaringan
dan organ yang ada dalam rongga mulut termasuk gigi itu sendiri. Asap
panas yang berhembus terus menerus ke dalam rongga mulut merupakan
rangsangan panas yang menyebabkan perubahan aliran darah dan mengurangi
pengeluaran ludah. Akibatnya rongga mulut menjadi kering dan lebih
an-aerob (suasana bebas zat asam) sehingga memberikan lingkungan yang
sesuai untuk tumbuhnya bakteri an-aerob dalam plak. Dengan sendirinya
perokok beresiko lebih besar terinfeksi bakteri penyebab penyakit
jaringan pendukung gigi dibandingkan mereka yang perokok.
Gusi seorang perokok juga cenderung mengalami penebalan lapisan tanduk.
Daerah yang mengalami penebalan ini terlihat lebih kasar dibandingkan
jaringan di sekitarnya dan berkurang kekenyalannya. Penyempitan pembuluh
darah yang disebabkan nikotin mengakibatkan berkurangnya aliran darah
di gusi sehingga meningkatkan kecenderungan timbulnya
penyakit gusi.
Tar dalam asap rokok juga memperbesar peluang terjadinya radang gusi,
yaitu penyakit gusi yang paling sering terjadi disebabkan oleh plak
bakteri dan factor lain yang dapat menyebabkan bertumpuknya plak di
sekitar gusi. Tar dapat diendapkan pada permukaan gigi dan akar gigi
sehingga permukaan ini menjadi kasar dan mempermudah perlekatan plak.
Dari perbedaan penelitian yang telah dilakukan plak dan karang gigi
lebih banyak terbentuk pada rongga mulut perokok dibandingkan bukan
perokok. Penyakit jaringan pendukung gigi yang parah, kerusakan tulang
penyokong gigi dan tanggalnya gigi lebih banyak terjadi pada perokok
daripada bukan perokok. Pada perawatan penyakit jaringan pendukund gigi
pasien perokok memerlukan perawatan yang lebih luas dan lebih lanjut.
Padahal pada pasien bukan perokok dan pada keadaan yang sama cukup hanya
dilakukan perawatan standar seperti pembersihan plak dan karang gigi.
Keparahan penyakit yang timbul dari tingkat sedang hingga lanjut
berhubungan langsung dengan banyaknya rokok yang diisap setiap hari
berapa lama atau berapa tahun seseorang menjadi perokok dan status
merokok itu sendiri, apakah masih merokok hingga sekarang atau sudah
berhenti.
Nikotin berperan dalam memulai terjadinya
penyakit jaringan
pendukung gigi karena nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak rongga
mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan perlekatan gusi pada
permukaan gigi dan akar. Nikotin dapat ditemukan pada permukaan akar
gigi dan hasil metabolitnya yakni kontinin dapat ditemukan pada cairan
gusi.
Beberapa perawatan memang sangat menganjurkan pada pasien perokok untuk
benrhenti merokok untuk sementara waktu, selama dalam proses perawatan.
Seperti pasien yang dalam masa pemsangan implan.
Dapat disimpulkan kerugian yang timbul akibat kebiasaan merokok pada
kesehatan gigi dan mulut:
1. Perubahan warna gigi, gusi dan bibir.
2. Karies pada gigi akan semakin cepat terbentuk.
3. Kemungkinan kanker pada jaringan mulut sangat besar.
4. Bau nafas jelas beraroma rokok.
5. Berubahnya jaringan" dalam rongga mulut yang menyebabkan berbagai
dampak negatif terhadap kesehatan mulut itu sendiri seperti pemicu
terbantuknya karies.
Mitos Berhenti Merokok
-
Berhenti merokok sangat sulit. Banyak orang merasa sulit untuk
berhenti merokok ketika melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain,
dan harus melewati tahap tidak menyenangkan dari keinginan untuk
merokok yang tidak dapat ditahan.
- Saya harus mengubah rutinitas saya.
-
Saya harus melalui fase `sakau' yang lama. Berhenti rokok akan lebih
mudah dari yang dikira tentu saja dengan keinginan yang kuat.
-
Semakin lama saya sudah merokok, semakin sulit untuk berhenti. Semakin
lama seseorang hidup sebagai perokok tidak menjamin kalau dia juga
akan semakin sulit untuk berhenti. Alasan apapun yang menjadi penyebab
dan hambatan untuk menghentikannya tetaplah sama.
-
Semakin banyak rokok yang saya isap, semakin sulit untuk berhenti.
Baik satu kotak seminggu atau satu kotak setiap hari, sama saja untuk
keinginan berhentinya.