FB: ABIE TURHAM
081332795857
SIAP MENGANTAR ANDA KE PETANI,
JUAL BAGLOG JAMUR TIRAM
JOMBANG
Budidaya
jamur tiram di Kota Jombang, tepatnya di desa Kedungbogo, kec.
Ngusikan, Jombang. Usaha mandiri yang digawangi oleh beberapa pemuda
yang tergabung dalam"ISTANA JAMUR GROUP". Budidaya ini menghasilkan jamur tiram segar curah maupun kemas dan berbagai menu olahannya dengan merk "ISTANA JAMUR" dan menjual media tanam ( baglog) jamur dengan kualitas yang baik. Produk jamur yang ditawarkan, meliputi:
1. Jual Baglog, bibit jamur, cincin log, dll
1. Harga baglog plastik ukuran 18x35 cm= Rp. 2500,- ( jika order di bawah 2000 log ), Rp. 2300,-( jika order di atas 2000 log )
2. Harga baglog plastik ukuran 17x35 cm= Rp. 2200,- ( jika order di bawah 2000 log ), Rp. 2000,-( jika order di atas 2000 log )
3.Harga baglog plastik ukuran 16x35 cm= Rp. 1900,- ( jika order di bawah 2000 log ), Rp. 1800,-( jika order di atas 2000 log )
1. Harga baglog plastik ukuran 18x35 cm= Rp. 2500,- ( jika order di bawah 2000 log ), Rp. 2300,-( jika order di atas 2000 log )
2. Harga baglog plastik ukuran 17x35 cm= Rp. 2200,- ( jika order di bawah 2000 log ), Rp. 2000,-( jika order di atas 2000 log )
3.Harga baglog plastik ukuran 16x35 cm= Rp. 1900,- ( jika order di bawah 2000 log ), Rp. 1800,-( jika order di atas 2000 log )
Harga di tempat ( bergaransi, barang rusak bisa ditukar, gratis konsultasi/bmbingan pembudidayaan, panduan sampai sukses budidaya)
Harga bibit jamur f2 Rp. 6.000,- di tempat
Harga curah Rp. 12.000,- ( jika order dibawah 10 kg)
Harga curah Rp. 11.000,- ( jika order diatas 10 kg)
Dikemas Menggunakan Trayfoam dan Film Plastic 2 ons seharga Rp. 4.000,-
Dikemas Menggunakan Kantong Plastik 2 ons seharga Rp. 3.500,-
2. Aneka Olahan Jamur Tiram (crispy jamur, nugget, bakso, dll.)
Harga 1 0ns Rp. 5000,-
HOTLINE :
DIAN HIDAYATULLOH – 085655219052
PERAWATAN JAMUR
Pengolahan Media Tanam Jamur Tiram
PersiapanUntuk 80 log diperlukan bahan-bahan seperti di bawah ini:
a) Serbuk gergaji atau ampas tebu halus=100 kg
b) Tepung jagung=2kg
c) Dedak halus=10 kg
d) Pupuk SP36=0,5 kg
e) calcium carbonat=0,5 kg
f) Air=50-60%
Pembuatan Log
Media dimasukkan ke dalam kantong plastik tahan panas kapasitas 1,5-2
kg sampai Media harus dipadatkan agar terbentuk log yang baik. Ikat
mulut plastik dengan karet tahan panas/ dengan menggunakan cincin baglog dan penutupnya kemudian disterilkan.
Sterilisasi perlu dilakukan agar media bebas dari mikroba lainnya.
Terdapat dua cara sterilisasi yaitu:
a. Sterilisasi pada temperatur 100 derajat C selama 8 jam dengan
cara mengukus. Biasanya digunakan drum kapasitas130 log yang
dipanaskan dengan LPG.
Tahap Persiapan:
- Media tanam (baglog) yang sudah di sterilisasi dan suhu media tanamnya sudah dalam keadaan dingin / tidak panas.
- Siapkan ruangan yang bersih dan tertutup rapat.
- Siapkan bibit jamur.
- Siapkan alat spray (semprotan) dan isi dengan cairan alkohol / spiritus gunanya untuk mensterilkan ruangan termasuk tangan orang yang akan mengerjakan inokulasi.
- Siapkan sendok kecil / sebuah alat yang dapat dimasukan dengan botol untuk mengambil bibit dan dipindahkan ke media tanam.
- Siapkan bunzen (kompor spritus kecil) untuk memanaskan sendok kecil, dan bagian atas botol bibit, dan juga untuk menjaga ruangan agar tetap steril.
Lankah Kerja:
- Masukan media tanam yang sudah disterilisasi ke ruangan inokulasi, tetapi sebelumnya area ruangan tersebut dibersihkan.
- Bila media tanam masih dalam keadaan panas diamkan terlebih kurang lebih 1 x 24 jam atau sampai media dingin.
- Tutup pintu dan jendela rapat, usahakan dalam masa pekerjaan jangan sampai orang hilir mudik masuk ruangan.
- Sebelum bekerja, ruangan inokulasi disterilkan dengan menyemprotkan alkohol seluruh ruangan, termasuk kedua tangan, kedua kaki dan badan (prinsipnya semuanya harus dalam keadaan bersih).
- Setelah siap selanjutnya buka tutup media, kemudian masukkan bibit jamur secukupnya, masukkan dan pasang ring/cincin baglog, tutup dengan kertas koran dan ikat dengan karet.
- Usahakan pada saat proses inokulasi selalu dekat dengan bunzen (tempat api).
- Bibit jamur yang jatuh ke lantai jangan dipergunakan / dimasukan ke dalam media tanam, karena bibit tersebut sudah dianggap tidak steril.
- Setelah di inokulasikan, letakkan media baglog dalam rak-rak inkubasi boleh dalam posisi vertikal atau horizontal mana saja yang lebih menghemat tempat.
Dalam budidaya jamur memang perlu ketelitian yang luar biasa, mulai dari
mempersiapkan bahan baku, proses sterilisasi, dan inokulasi. Karena
kesalahan pada salah satunya maka akan berakibat fatal. Ya, karena
kegagalan pada salah satu proses akan membuat baglog tidak menumbuhkan
jamur tiram, malah jamur liar yang akan numbuh. Ini berarti akan
mengakibatkan kegagalan atau kerugian...
Namun, tidak ada yang isltilah ‘gagal’ dalam usaha jamur tiram, karena
keberhasilan dimulai dari kegagalan. Ya, karena dari sekian banyak
petani yang berhasil membuat baglog sendiri, mereka mengaku pada awalnya
mereka ‘gagal’. Bahkan ada petani yang mengaku pada saat pertama kali
mencoba membuat baglog sendiri, gagal 100%, tapi alhamdulilah sekarang
sudah berhasil dan malah sudah menjual baglog buatannya. So, jangan
takut gagal karena gagal adalah awal dari kesuksesan...
Tahap Inkubasi
Inkubasi adalah tahap pertumbuhan miselium jamur tiram di medianya. Yang
dibutuhkan dalam masa inkubasi ruangan dengan suhu yang hangat 30-35
derajat celcius kelembapan ruangan terjaga sekitar 70% ruangan harus
bersih dan steril masa inkubasi biasanya membutuhkan waktu selama 25-35
hari sejak ditanam bibit F2 jamur tiram putih baglog yang sudah dipenuhi
miselium maka dipindahkan ke ruang budidaya / pertumbuhan jamur tiram
putih.
Pembudidayaan dan Perawatan Jamur Tiram
Setelah anda siap dengan persediaan baglog baik dari pembuatan anda sendiri, maupun dengan membelinya dari orang lain maka langkah-langkah yang harus anda lakukan adalah :
1- Penataan baglog pada rak dalam ruangan spawning
Tata dengan baik baglog diatas rak-rak yang sudah anda sediakan.
2- Penyiraman atau pengkabutan baglog
Baglog yang uda dibuka penutupnya siram lantainya dan dindingnya serta pengkabutan ruangan kumbung dengan menggunakan selang atau sprayer pompa manual setiap hari,dengan minimal 3 kali sehari,tetapi jika suhu terlalu panas maka dapat dilakukan sampai 4 kali sehari.
Setelah usia baglog beberapa hari terhitung setelah pembukaan tutup baglog, maka bibit jamur dalam baglog akan mulai tumbuh dan membentuk daun/tiram jamur,.
Dan setelah 24 jam jamur akan membesar maksimal, artinya jamur siap dipanen.
3. Setelah panen pertama, maka buka cincin baglog kemudian potong ujung plastik pas diujung permukaan media tanam.
4. Semprot seluruh premukaan baglog dengan air kelapa max 1 minggu sekali untuk merangsang penumbuhan jamur.
Panen bisa 3-4 kali panen dengan bobot rata-rata 3,5-4 ons per baglog
CARA MEMANEN JAMUR
Jamur tiram yang sudah siap dipanen biasanya bergerombol dalam satu rumpun generasi, dan biasanya jamur yang tumbuh didak merata , ada yang berukuran n besar dan kecil, akan tetapi dalam memenen jamur ini harus mengambil semua rumpun tersebut, dengan cara mengelupas bonggolnya sehingga terkelupas dari madia tanam, dan jika hanya sebagian saja yang di petik maka sisa jamur yang lainnya dalam rumpun tersebut akan layu dan mati.
Cara memenen ini berlaku dalam proses panen 1,2,3, dan 4.
CATATAN
1-Pada umumnya hasil panen ke 1 ke 2 dan seterusnya akan mengalami penurunan bobot hasil panen
2-Pada umumnya baglog berkapasitas 4 kali panen, akan tetapi terkadang ada yang masih bisa sampai penen ke 5, hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
-perawatan yang sangat teliti
-kualitas kandungan nutrisi dalam baglog
3-setelah baglog tidak produktif lagi maka baglog tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk
MEDIA KAYU
BUDIDAYA JAMUR MEDIA KAYU GERGAJIAN
Jamur Tiram, Kuping, Shiitake dan lain-lain merupakan
jenis jamur kayu edible yang sering dibudidayakan saat ini. Budidaya
jamur kayu edible sebagai penambah ekonomi keluarga dengan memanfaatkan
lahan pekarangan (lahan tidak subur) dan pemanfaatan tenaga keluraga
sebagai (tidak langsung) pekerja. Lain dari itu, jamur berfungsi sebagai
individu pendaur ulang limbah serbuk kayu gergajian (selanjutnya
disebut serbuk kayu) atau semua bahan limbah yang masih mengandung
senyawa lignoselulotik seperti kulit kacang tanah, sepak tebu, jerami,
seresah daun, tongkol jagung, buangan dahan atau pohon yang telah mati
di hutan dan lain-lain.
Di Indonesia sumber tenaga kerja, sumber daya alam
(pekarangan) di pedesaan dan limbah lingo-selulotik tersedia dalam
jumlah yang cukup. Lain dari itu secara topografi Indonesia memiliki
banyak dataran tinggi yang mempunyai kelembaban udara yang tinggi dengan
temperature yang rendah. Keadaan yang demikian ditambah dengan adanya
2(dua) musim yaitu kemarau dan hujan tanpa disertai musim salju seperti
halnya di Negara 4 (empat) musim sehingga memberikan kesempatan yang
amat baik bagi semua masyarakat Indonesia untuk melakukan budidaya jamur
sepanjang tahun.
Beberapa hal penting dalam budidaya jamur kayu edible, yaitu :
- Syarat Tumbuh
Jamur kayu biasanya menghendaki temperature lingkungan berkisar antara 24o-26oC
dengan kelembaban udara berkisar RH 80-90%. Untuk itu ketinggian tempat
berkisar, antara 600-1000 meter dari permukaan laut atau lebih. Lain
dari itu kecepatan angina rata-rata harus relative lambat, karena itu
akan berpengaruh langsung terhadap kelembaban di tempat itu.
- Bibit Jamur
Bibit jamur kayu yang akan dibudidayakan sebaiknya
diperoleh dari perusahaan yang memang mengembangkan jamur kayu edible.
Ini untuk menghindari bbit yang meragukan terutama karena ada jenisa
jamur yang beracun. Biasanya bibit yang diinokulasi ke polybag ada dalam
tahap F3
- Tata Cara Pembuatan Bibit F2 dan F3
Penggunaan autoklaf
Autoklaf sebenarnya bukan kukusan tetapi bertekanan
dan dilengkapi dengan manometer (untuk mengetahui besar tekanan uap air
di dalamnya). Selain itu disertai dua buah klep (valve) Satu klep
berfungsi sebagai safety valve/pengaman (supaya tidak meledak bila
pemakai lengah sehingga tekanan melebihi batas yang telah
diatur/diinginkan sesuai kemampuan alat ini) dan satu lagi berfungsi
untuk exhaust valve/pengeluaran.
Membuat bibit F1
Untuk membuat bibit F1 perlu membuat cetakan spora
(spore print). Jamur yang cukup tua diletakkan di atas kertas atau
plastic yang telak diolesi media. Spora yang jatuh ke permukaan media di
atas kertas/plastic tersebut akan membentuk cetakan spora (mirip sidik
jari). Jika spora sudah disterilisasi dapat ditanam pada media PDA
sehingga tumbuh misselium. Itu artinya bibit F1 sudah tersedia.
Membuat bibit F2 dan F3
Media untuk bibit F2, F3 dan polybag sama, yaitu
terdiri dari serbuk kayu gergajian 80%, bekatul 20%, CaCo3 1%, RH
60-65%, pH 6,8-7,2 (diatur dengan CaCo3 atau CaO). Campuran ini diatur
kelembaban berkisar antara 60-65%, yaitu dengan penambahan air. Walaupun
demikian ada juga yang menambah campuran tadi dengan bahan lain seperti
urea, KH2PO4 dan lain-lain.
Proses sterilisasinya sama dengan sterilisasi F1,
yaitu menggunakan autoklaf hanya saja waktu sterilisasinya perlu
ditambah 5-10 menit karena serbuk kayu merupakan bahan yang bersifat
isolator atau tidak mudah menyalurkan panas. Biasanya bibit F1 yang
diinokulasikan/dimasukkan untuk starter F2 tidak banyak, yaitu sekitar
1cm2. Bila inokulasi ini berhasil, maka dalam 2(dua) minggu seluruh
permukaan media F2 di dalam botol bekas saus akan dipenuhi miselium.
Kalau keadaan bibit F2 sudah benar-benar penuh miselium, maka tiba
saatnya membuat bibit F3.
Media bibit F3 komposisinya sama dengan F2. Sekitar 1
9satu) sendok the F2 diinokulasikan ke media F3 secara antiseptic. Bila
dalam dua minggu miselium sudah memenuhi seluruh permukaan media bibit
F3, maka tiba saatnya diinokulasikan ke polybag.
Untuk polybag dengan berat sekitar 1 (satu) kg dan
ukuran kantong plastic 28 x 15 cm, memerlukan waktu 1-2 bulan untuk
setiap berproduksi tetapi waktu ini sangat bergantung pada jenis dan
keadaan lingkungan. Kesiapan untuk berproduksi ditunjukkan dengan
penuhnya miselium di seluruh permukaan polybag.
Perlu diingat, bahwa kantong plastic yang digunakan
untuk mengemas media dalam polybag (juga disebut dengan nama baglog)
terbuat dari palstik jenis Poly Propilene (PP) dengan ketebalan 0,05 mm
atau lebih. Jika disterilisasi polybag yang dibuat mempunyai volume atau
berat polybag lebih berat dari 1 (satu) kg, maka waktu sterilisasi
harus diperpanjang. Untuk skala industri rumah tangga, biasanya
digunakan drum bekas ole. Dengan alat sterilisasi seperti ini polybag
harus menggunakan waktu yang lebih lama, biasanya sekitar 5-8 jam dalam
keadaan mendidih. Sebab itu waktu dilakukan sterilisasi air dalam drum
jangan sampai habis kaerna plastic dan serbuk kayu akan terbakar. Jika
kompor/api sudah dimatikan jangan terburu-buru mengeluarkan polybag,
melainkan biarkan dulu sampai temperature agak turun (hangat)
- Penenaman Bibit untuk Memperoleh Tubuh Buah
Setiap polybag diisi kira-kira 1 kg dan selanjutnya
polybag diberi cincin plastic(ring), atau potongan pipa PVC ata potongan
bamboo dipasang di mulut polybag dan ditutup dengan kapas berlemak.
Pengisian bibit sebaiknya dilakukan di dalam kondisi antiseptic (kalau
mungkin ruang sterilisasi menggunakan lampu Ultra Violet Germicides).
Tata cara antiseptic perlu dilakukan sebaik-baiknya, artinya : tangan
dan semua peralatan seperti meja, pinset termasuk permukaan dan tutup
botol dan polybag disucihamakan dengan dilap menggunakan alcohol 90%
atau spiritus atau kreolyn.
Media tanam yang sudah diisi dengan bibit ini
sementara diinkubasi dalam ruang tertentu yang angat untuk menumbuhkan
miselium. Bila factor kelembaban dan temperature lingkungan sesuai, maka
dalam waktu sekitar 1,5-2 bulan miselium akan dipeuhi media dalam
polybag tersebut. Bila media tanam dalam polybag sudah dipenuhi miselium
(berwarna putih), maka polybag yang berisi media tersebut dapat
dipindahkan ke kumbung produksi untuk menumbuhkan tubuh buah.
- Budidaya untuk produksi tubuh buah
Kumbung produksi sebaiknya tidak dibangun berdekatan
dengan kandang hewan. Kumbung produksi harus memenuhi beberapa ketentuan
seperti factor temperature, kelembaban, cahaya dan lain-lain. Untuk
memperbaiki kelembaban di dalam kumbung produksi, semua bagian dalam
dinding dan atap harus dilapisi dengan plastic. Walaupun demikian
jendela harus tetap ada terutama di bagian aats dan dasar sekeliling
dinding. Adanya jendela ini akan berperan secara langsung terhadap
temperature dan kelembaban di dalam kumbung. Selain itu dengabn adanya
jendela yang dibuka pada waktu malam tetapi semua jendela ditutup waktu
siang akan membantu perkawinan miselium sehingga membentuk tubuh buah.
Fluktuasi temperature antara siang dan malam akan mempengaruhi
terbantuknya tubuh buah. Selain itu sebelum polybag disusun dalam
kumbung produksi untuk menumbuhkan tubuh buah, maka kumbung perlu
difumigasi dengan uap formalin ditambah dengan KMnO4 (kalium
permanganate), atau pestisida lainnya. Lantai kumbung ditaburi kapur dan
penaburan kapur ini diulang setiap bulan. Sebab itu sebaiknya lantai
kumbung terbuat dari batu bata yang ditata sedemikian rupa tanpa
disemen. Ini akan membantu pengaturan kelembaban udara dalam kumbung.
Jamur Tiram
- Jamur tiram putih
Untuk tiram putih, polybag disusun vertical pada rak
bamboo atau kayu. Setelah miselium memenuhi seluruh permukaan polybag,
umumnya akan ada tubuh buah “nyelonong” melalui kapas penutup polybag.
Selanjutnya plastic polybag di bawah ring dipotong melingkar sehingga
permukaan media terbuka. Nantinya tubuh buah jamur tiram putih akan
bermuncukan dari bagian yang terbuka ini.
Untuk memanen tubuh buah jamur tiram putih cukup dicabut saja dari media dan bagian pangkal tubuh buah (bungkil) dipotong.
- Jamur Tiram Coklat
Seperti halnya tiram putih, bila waktunya
berproduksi, biasanya akan ada tubuh buah yang nyelonong. Ini pertanda,
bahwa produksi akan segera dimulai. Khusus untuk jamur tiram coklat,
plastic tidak perlu dipotong dan ring tidak dilepas. Disini ring
berfungsi sebagai penyangga sehingga tubuh buah jamur tidak mudah
rontok. Proses pemanenan sama dengan jamur tiram putih.
- Jamur Kuping
PEmindahan penyusunan polybag jamur kuping ke dalam
kumbung produksi dilakukan bila miselium sudah tumbuh hingga 2/3 panjang
polybag. Bila polybag sudah tersusun rapi, maka plastic di dekat ring
di “silet” seperti tanda X dengan ukuran 0,5 x 0,5 cm. Sejak dilakukan
penyiletan di dekat ring, maka pemyemprotan (dengan sprayer) boleh
diarahkan langsung mengenai polybag (untuk jamur kuping dan tiram)
dilakukan 1-3 kali sehari di musim kemarau. DI musim hujan cukup sekali
akan lebih baik, bila penyemprotan diarahkan ke lantai. Setelah 5-7 hari
penyiletan plastic polybag, maka tunas tubuh buah mulai muncul. Jika
bagian tepi jamur kuping sudah menipis, maka pemanenan dapat dilakukan
dengan cara mencabutnya. Bagian pangkal dipotong seperti jamur tiram.
Untuk jamur tiram maupun jamur kuping dapat langsung
dipasarkan atau dikonsumsi (dimasak). Khusus jamur kuping banyak
dilakukan pengeringan dengan jalan mencucinya lebih dulu kemudian
dijemur selama 3-4 hari (bila cuaca cerah).
Pencucian dan penjemuran yang baik akan menghasilkan permukaan jamur kuping yang berwara hitam itu mengkilap.
- Jamur Shiitake
Polybag jamur shiitake umumnya diletakkan vertical
seperti pada jamur tiram putih. Bila seluruh permukaan sudah coklat tua
akan diikuti dengan timbulnya benjolan-benjolan seperti bisul. Kini tiba
saatnya untuk melepas ring tanpa membuang kapas penutup polybag.
Setelah 3-4 hari kapas dibuang dan dibiarkan lagi 1-2 hari. Selanjutnya
plastic dipermukaan atas sekeliling bekas tempat ring dipotong dan media
yang sebagian plastiknya terbuka, kemudain dibalik tetapi tetap
diletakkan di rak bamboo/kayu. PEnyiraman dengan cara penyemprotan air
selama polybag dibalik boleh dikenakan di permukaan polybag. Ini
dilakukan satu kali sehari saja selebihnya diarahkan ke lantai kumbung.
Setelah 4-5 hari dibalik, kini polybag dibalik lagi seperti semula
tetapi pembalikan ini disertai kejutan mekanik dengan jalan mengetuk
bagian dasar polybag. Kini penyemprotan hanya ditujukan ke permukaan
lantai. Bila tubuh buah sudah muncul, pemanenan biasanya dilakukan
sebelum “paying” mekar penuh (unpeel). Pemanenan dilakukan dengan cara
memotong pangkal tubuh buah dekat media tanam (Tidak dicabut seperti
jamur tiram atau jamur kuping). Umumnya tangkai dipotong pendek dekan
paying. Potongan tangkai ini di pasaran disebut kaki jamur. Baik paying
dan kaki jamur dapat dijual segar maupun dikeringkan.
- Pembuatan Logwoods
Selain melalui pembuatan bag logs, budidaya jamur
dapat juga dilakukan dengan cara membuat log wood. Teknik ini sebenarnya
lebih menguntungkan karena yang digunakan sebagai media ialah batang
kayu yang sudah lama mati dan tidak memerlukan proses sterilisasi media
seperti pembuatan bag log. Rumah (kumbung) untuk budidaya jamur tidak
perlu tertutup rapat (dinding) seperti pada budidaya menggunakan bag
log. Di sini factor yang terpenting adalah atap (peneduh) dan penyiraman
yang baik. Untuk mengurangi factor angina yang ikut mengurangi produksi
dapat diatasi dengan menanam pohon pelindung seperti bamboo di sekitar
“kumbung”.
Cara Pembuatan
Dicari batang kayu yang sudah mati dan biasanya
kering benar. Untuk itu perlu dilakukan pengeboran atau dilubangi
menggunakan pahat. Lubang dibuat dengan garis tengah sekitar 5-8 mm
dengan kedalaman 15-25cm. Lubang ini dibuat berdekatan dengan beberapa
model untuk mudahnya lihat gambar berikut
Ukuran lubang sangat ergantung pula pada ketersediaan bantang kayu yang telah mati.
Faktor lain yang ikut berperan dalam teknimk ini
ialah kandungan air batang kayu tersebut (kelembaban). Sebab itu setelah
batang kayu tadi dilubangi, perlu penyiraman/perendaman agar kelembaban
batang kayu tersebut berkisar antara 35-55%.
Untuk temperature lingkungan yang optimal berkisar
antara 22 – 25 oC. Oleh sebab itu ketinggian tempat dari permukaan air
laut ikut menentukan temperature lingkungan, kelembaban udara, kecepatan
angina, kualitas bibit dan jenis kayu menentukan keberhasilkan budidaya
dengan teknik ini.
Sebagai bahan penutup lubang batang kayu setelah
pengisian bibit, dapat digunakan paraffin (lilin) atau langsung ditutup
menggunakan pasak dari jenis kayu yang lunak.
Keuntungan lain dari budidaya dengan teknik ini ialah
waktu pemanenan amat panjang/lama dan menurut mereka yang mengejar cita
rasa tinggi, mengatakan rasa jamur dari budidaya dengan teknik ini
lebih enak dibandingkan jamur sejenis yang diperoleh dari budidaya
baglog.
Kelemahan teknik budidaya ini, yaitu keberhasilannya
dan keserempakan produksi lebih rendah dibandingkan menggunakan bag log.
Disamping itu jarak waktu pengisian bibit hingga panen pertama budidaya
dengan teknik wood log cukup lama (berkisar 5-6 bulan, bahkan lebih).
- Kontaminasi pada polybag
Kontaminasi pada media dalam polybag akan menyebabkan
terhentinya pertumbuhan dan perkembangan miselium. Biasanya ditunjukkan
dengan timbulnya warna hitam, kuning, nila atau hijau pada media di
dalam polybag sehingga tubuh buah tidak mungkin ke luar dari bagian ini.
Ada beberapa sumber yang menyebabkan terjadinya kontaminasi, antara lain :
- Proses sterilisasi media dalam polybag yang tidak sempurna
- Saat mengisi bibit F3 tidak antiseptic
- Plastik polybag yang cacat/berlubang sehingga spora jamur mikro atau bakteri, bahkan kutu dapat menyelundup masuk ke dalam media
- Kontaminasi kapas penutup polybag berada di dalam kumbung inkubasi. Oleh sebab itu sering kali saat polybag diinkubasi perlu disemprot dengan campuran kreolin (sabun ditambah fenol kristal) atau disemprot perasan kunyit.
- Kualitas/kebersihan air untuk penyiraman di dalam kumbung produksi perlu diperhatikan
Upaya mengatasi Hama
Untuk mengatasi hama yang muncul jangan sekali-kali
menggunakan fungisida atau insektisida sintetik karena akan meninggalkan
residu kimia yang dapat menurunkan produksi dan beberapa bagi kesehatan
konsumen. Sebagai jalan yang keluar ialah menjaga kebersihan
lingkungan, baik di luar kumbung maupun di dalam kumbung. Insektisida
alami (nabati) banyak yang efektif untuk memberantas hama. Misalnya
perasan daun/bisi pohon mamba (Azadirachtha indica), daun pegagan
(Cenlella asiatica), daun tembakau (Nicotiana Tabaccum), umbi gadung
(Dioscorea sp) dan lain-lain.
Hama yang banyak dijumpai dalam memproduksi jamur antara lain :
- Hama penggerek berupa ulat yang nantinya akan bermetamorfosa menjadi lalat atau sejenis kutu (jawa : kepik berwarna hitam)
- Siput tanpa cangkang
- Ulat kilan (uler gagak) berwarna hitam, jika berjalan tubuhnya membentuk huruf U terbalik
- Sejenis lalat buah yang berwarna hitam
- Tikus, reyap dll
Pemberian kapur di bagian luar dinding kumbung dan
lantai di dalam kumbung amat membantu mempertahankan sanitasi kumbung
produksi. Untuk mencegah rayap, maka kayu atau bamboo sebagai bahan
bangunan kumbung perlu diolesi oli bekas (boleh dicampur minyak tanah).
Masalahnya yang media di dalam polybag juga berupa kayu yang amat
disukai rayap. Pada kaki rak bamboo/kayu akan lebih baik kalau dililit
kain bekas yang diberi oli dan minyak tanah.
- Jamur beracun
Teknik mendeteksi toad tools (JAMUR YANG DIDUGA BERACUN) dengan analisis kimia : Warna tudung/paying mencolok
- Senyawa Cholin
- Senyawa Mustardin
- Tumbuh di tempat kotor
- BErbau H2S (telur busuk)
- BErbau seperti CH4 (seperti gas rawa)
- Jika dimasak berubah warna, jika demikian jangan di makan
- Jika jamur dimasak kemudian ditempelkan pada nasi putih, akan mengubah warna nasi putih tadi. Jika ditempelkan ke perak akan mengubah warna perak menjadi hitam.
- Umumnya jamur yang tumbuh dari permukaan tanah 95% mengandung racun
- Pada stipe (Tangkai tudung jamur) terdapat cincing kecuali jamur merang.
Jamur Tiram Jombang
Jamur Tiram Jombang
Kami "Pemuda Mandiri Mushrom" siap bermitra dengan anda, siapkah anda menjadi mitra bisnis sukses bersama kami !!!
Siap Sukses
Berani Sukses Sejak Muda
Bersama " Pemuda Mandiri Mushrom"
Group perkumupulan pengusaha sukses muda, Siap resiko, Siap gagal, dan hasilnya adalah beresiko "BERHASIL"
Contact kami:
Dian Hidayatulloh
(Owner)
081332795857
Tidak ada komentar:
Posting Komentar